Sejak kemarin Jumat (29/8) aku mulai menyapih (memberhentikan pemberian ASI) Dymsi. Satu hal yang sebenarnya sangat berat aku lakukan sebagai sorang Bunda yang telah menyusuinya selama ini. Umur Dymsi memang belum genap 2 tahun, dan aku sengaja moncoba belajar menyapih, supaya saat 27 Ramadhan nanti (tepat Dymsi berumur 2 tahun menurut perhitungan Tahun Hijriyah) dia tidak menerima ASI lagi.
Sebenarnya aku sudah stok daun pepaya dan gambir di kulkas, tapi karena yang lebih masuk akal dan gampang adalah jeruk nipis, seperti yang disarankan Meni, teman kantorku, maka aku putuskan alternatif terakhir yang aku pilih.
Dymsi belum sempat sama sekali menghisap 'kismis'nya. Aku memberi penjelasan: "Mimik bunda lagi sakit". Hanya dengan melihat Dymsi sudah menolak. Tadi malam tidurnya agak rewel, karena Dymsi tidak mau mimik botol. Akhirnya tubuhnya aku goyangkan (ayun dalam dekapan) sambil dipeluk hangat. Sesekali dia minum air putih yang setiap malam distand-by kan di atas meja kamar.
Akhirnya tadi malam berlalu tanpa mimik bunda, aku tahu ini cukup sulit bagi Dymsi yang setiap malam sejak dia lahir selalu dikeloni oleh kismisnya. Sebagai seorang Bunda, batinku sesungguhnya menangis, tidak tega melepaskan Dymsi yang biasanya bergelayut manja dalam pelukanku. Kami banyak bercanda di saat dia mimik, kami banyak bercerita di saat mulutnya menempel, menghisap, bahkan mempermainkan kismisnya itu. Tapi aku bahagia, karena dari situlah ikatan batin (bonding) kami terasa sangat dekat.
Sebenarnya aku sudah stok daun pepaya dan gambir di kulkas, tapi karena yang lebih masuk akal dan gampang adalah jeruk nipis, seperti yang disarankan Meni, teman kantorku, maka aku putuskan alternatif terakhir yang aku pilih.
Dymsi belum sempat sama sekali menghisap 'kismis'nya. Aku memberi penjelasan: "Mimik bunda lagi sakit". Hanya dengan melihat Dymsi sudah menolak. Tadi malam tidurnya agak rewel, karena Dymsi tidak mau mimik botol. Akhirnya tubuhnya aku goyangkan (ayun dalam dekapan) sambil dipeluk hangat. Sesekali dia minum air putih yang setiap malam distand-by kan di atas meja kamar.
Akhirnya tadi malam berlalu tanpa mimik bunda, aku tahu ini cukup sulit bagi Dymsi yang setiap malam sejak dia lahir selalu dikeloni oleh kismisnya. Sebagai seorang Bunda, batinku sesungguhnya menangis, tidak tega melepaskan Dymsi yang biasanya bergelayut manja dalam pelukanku. Kami banyak bercanda di saat dia mimik, kami banyak bercerita di saat mulutnya menempel, menghisap, bahkan mempermainkan kismisnya itu. Tapi aku bahagia, karena dari situlah ikatan batin (bonding) kami terasa sangat dekat.
Btw, penyapihan ini harus berlanjut karena Dymsi sudah semakin besar. Mau tidak mau,Bunda sayang Dymsi, Nak... Sayang sekali.....
4 comments:
Mantap
# Reviandi: Apanya ya yg mantap :)
ASI memang bisa menguatkan kedekatan antara ibu dan anaknya...
# P'Edi:Iya, Pak. Semacam ada ikatan batin gitu ya..
Posting Komentar