Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

4.23.2014

Aku Cinta Anak-anakku

Meminta Ahmad untuk tidur siang hari ini. Kumatikan siaran televisi dan seperti biasa kurebahkan kepalanya dilengan kananku. Badannya miring menghadapku, dan akupun menghadapnya. Kami berpelukan dan tidak berapa lama kemudian diapun terlelap. Sesekali kucium lembut kepalanya. Aroma keringatnya yang dikalahkan oleh aroma shampoo dan minyak telon membuat aku ketagihan mengulang ciuman di kepalanya.
Ahmad begitu dekat denganku, Ibunya. Kami seperti perangko, dimana ada aku, disitu ada Ahmad. Tiba-tiba aku melankolis, teringat entah sudah berapa banyak kenangan yang kami lalui bersama. Seumurnya, kami sering alami kejadian berdua, karena Aci dan ayahnya berangkat ke sekolah.
Masa aku kursus salon, Ahmad begitu baik, tenang menungguku, bahkan tertidur tidak rewel. Kemana-mana aku selalu siapkan kain panjang jika bepergian memakai motor, karena aku tahu dia sering mengantuk. Tak kubiarkan dia tidur tanpa rasa aman, sering ku ikat dan peluk dia hingga bahuku terkadang pegal karena dia sudah semakin besar.
Tak terasa empat bulan lagi Ahmad akan punya adik,jujur aku sedikit khawatir tidak mampu memanjakannya seperti sekarang, tidak bisa membagi waktuku dengan baik. Karena kata Ahmad, mau manja sama Bunda sampai tua :)
Ya Allah, aku sangat sayang kepada anak-anakku. Dymsi yang sering kali kusegerakan berangkat ke sekolah, tapi sangat aku cemaskan ketika dia terlambat pulang ke rumah. Tidak pernah merasa menyesal mengenang ijazahku yang tersimpan di lemari, tidak pernah merasa iri melihat ibu-ibu lain yang berpenampilan rapi sebagai wanita karir dan punya banyak relasi. Dan tidak pernah merasa dengki dengan mereka yang lebih berkecukupan karena bekerja suami istri.
Aku sayang kepada anak-anakku karena aku yakin, dengan dekat kepada mereka maka mereka kelak akan dekat kepadaku, dengan selalu ada di saat mereka butuh, maka mereka juga akan selalu ada disaat kelak aku butuh mereka. Ikhlas atas apa yang telah aku perbuat dan berharap ridho Allah, semoga anak-anak kami kelak menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah..

Aku cinta kepada mereka, anak-anakku. Cintaku tidak ada batasnya, lurus tak berkelok..
Semoga mereka juga memberikan cinta yang sama kepada kami, orangtuanya..


4.03.2014

5 Bulan Kehamilan Ketiga :)

Tiga bulan vakum, dan kembali menulis lagi..
Memang sekarang butuh perjuangan untuk mendapatkan inspirasi di depan komputer. Sebenarnya karena kadang-kadang capek, dan lebih senang berbaring ketimbang duduk manis di sini :)

Kehamilanku sudah memasuki usia lima bulan, setidaknya begitulah menurut perkiraan dokter. karena jadwal datang bulanku sebelumnya yang tidak teratur membuat aku tidak bisa mencatat dengan pasti kapan HPHTku di kehamilan ketiga ini.. Btw.. Alhamdulillah sampai pemeriksaan seminggu yang lalu, janin di dalam rahimku sehat walafiat.. dan diperkiraakan kelahiran sekitar 20 Agustus 2014. Mudah-mudahan semua berjalan lancart tanpa kendala.. Amin...
Aku juga sudah meulai merasakan gerakan bayi kami, walau dari luar belum kelihatan, tapi dari dalam sungguh terasa seperti perut yang kelaparan.. Walau ini kehamilan ketiga tetapi tetap saja semua terasa amazing.. Bagiku, ini benar-benar anugrah Allah, karena nanti ada masanya aku menjadi tidak produktif, dan pada saat itu aku pasti akan merindukan bagaimana rasanya hamil :)

Keluarga kami, sejauh ini masih diberikan kesehatan.. kebahagiaan... Aku tidak merasa sengsara, walau rumah kami masih belum diperbesar, walau isi dalamnya masih itu-itu saja, tapi hati sungguh terasa lapang, apalagi melihat suamiku yang semakin rajin sholat berjamaah di Masjid, makin sering mengaji, makin sayang dengan kami semua, itu sudah cukup menyejukkan jiwa. Memiliki anak-anak yang sebagian besar prilakunya sesuai yang kami harapkan, itu juga sudah sangat membahagiakan, apalagi di  rapor Mid Semester kemarin, Aci mendapat peringkat pertama di kelasnya. Bukan peringkatnya yang sangat membanggakan, tapi prilakunya di sekolah yang kerap mendapat pujian dari wali kelasnya, itu yang membuat mataku berkaca-kaca.  Hidup ini semakin memberikan pelajaran bagiku, bahwa kadang kita melupakan esensi hidup, kadang kita lupa untuk apa kita hidup, kadang kita lupa bagaimana kita seharusnya terhadap anak, sungguh banyak yang kita lupa dari hal yang seharusnya kita tidak boleh lupa.