Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

1.27.2010

Menjual Vs Membeli

Ini hanya sebuah cerita.
Cerita tentang orang yang membeli dan menjual. Dimanakah letak perbedaannya?
Begini ceritanya. Adalah kemarin aku jalan-jalan ke sebuah swalayan, p*********, di jalan arah ke Panam. Tujuanku tentu saja menawarkan boneka horta. Kebetulan ibu pemilik sedang berada di lantai atas, jadi aku bertanya dengan salah satu kasirnya.
Nah, disinilah aku menjadi mengerti bahwa pelayanan ketika kita menjual dengan kita membeli itu sungguh berbeda. Pertanyaanku dijawab oleh kasir itu seadanya sambil mengulum es krim. Yang paling mengesalkan, ketika aku berpamitan, dan mengucapkan terima kasih, jangankan dia menjawab, melihat pun tidak. Duh duh, dalam hati aku begumam, baru jadi kasir, karyawan sudah angkuh begitu, jika jadi "pemilik'nya entah bagaimana lagi.
Berbeda jika kita menjadi pembeli, kita akan sangat dilayani, dan tentu saja karena pembeli itu adalah raja.
Tapi tentu saja tidak semua swalayan seperti itu, karena dari beberapa yang aku kunjungi, cuma yang satu itu 'menyebalkan'. Hm, kalau aku jadi pemilik swalayan tersebut, kasir itu sudah aku PHK, karena nilai tata kramanya D!!!

1.23.2010

Boneka Horta Piggy hari ke-3


Waah, sudah mulai tumbuh lho rambutnya. Hm.., padahal baru 3 hari.

1.22.2010

Boneka Horta


Mencoba bisnis lewat internet.
Ada beberapa ide, tapi belum bisa diwujudkan semua. Semoga dalam waktu dekat, mudah-mudahan lebih punya waktu untuk membuat situsnya. Karena kalau kesempatan itu ada,mengapa harus dilewatkan?
Satu yang mulai rampung adalah Boneka Horta. Boneka hand made yang bisa dijadikan media rumput.
Gambar di atas adalah salah satu boneka horta yang sedang diujicoba di kantorku.
So, bagi yang berminat bisa cari informasi disini.

1.19.2010

Kejadian

Kubiarkan titik hujan itu jatuh seperti jarum, tepat mengenai wajahku. Kaca helm kubuka. Semakin menusuk, semakin basah mata ini. Tak peduli dingin. Aku hanya ingin memeluk buah hatiku yang masih mungil. Saat bersedih telah tiba. Dan seperti biasa, aku tidak mampu membendungnya.
Mau bagaimana lagi. Sayang? Entahlah.
Aku sengaja mengabadikannya dalam tulisan ini, agar aku bisa mengingat, bahwa 'kejadian' ini pernah. Sehingga jika kemudian terjadi lagi, aku bisa menghitung jumlahnya.
Akhirnya aku terlelap, tanpa dinner.

1.15.2010

Indonesia Bermasalah

Pembicaraan mengenai Indonesia tentu tidak ada habisnya. Terutama mengenai pemerintahan, dan bencana alam. Mungkin ada kaitannya.
Masalah pemerintahan yang berbelit-belit, bak benang kusut yang berputar-putar. Sebut saja kasus Antasari, yang merembet ke Bank Century, Sri Mulyani. Sampai yang baru, terungkapnya istana Artalyta yang berada di dalam penjara. Aduh, pusing kalau dipikir-pikir.
Itu masalah di pemerintahan, kalau masalah di rakyat, lain lagi. Konversi gas, yang kabarnya belum tuntas, minyak tanah sudah langka. Ada pencuri coklat, semangka yang hukumannya tidak setimpal dengan perbuatan mereka.
Aku juga tidak ingin membahas mengenai pemerintahan. Cukup mendengar saja bahwa hukum di Indonesia ini ditegakkan untuk kami yang di bawah, bukan untuk mereka yang di atas. Entah mau jadi apa negeri ini.
Hukum Allah yang Maha adil. Dan itu nanti, semua akan diperhitungkan dengan sebaik-baiknya. Biar waktu yang menjawab, seperti apa Indonesia ini kelak, dan seperti apa peringatan Allah atas prilaku salah di negeri ini.

1.11.2010

Dymsi Jadul


Foto Jadul
Teringat waktu Dymsi masih kecil. Fokus kami hanya padanya. Sekarang tak lagi, ibarat cinta sudah terbagi. Semestinya bukan 100% dibagi 3. Tetapi cintaku yang harus ada 300%, sehingga Hubby, Dymsi dan Ahmad masing-masing mendapatkan bagian yang utuh, yaitu 100%.
Sekarang Dymsi makin sering 'menarik perhatian' kami. Aku akui kadang aku tidak bisa menyimpan rasa kesal kalau tingkah lakunya tidak mampu aku ikuti lagi.Semestinya tentu saja aku harus lebih sabar. Karena Dymsi tidak bersalah. Dia masih begitu kanak-kanak, dengan segala kepolosan, keluguan yang menuntut perhatian lebih, walaupun dia sudah tidak sendiri lagi.
Bukankah dulu dia adalah segalanya, dan tidak adil jika sekarang dia menjadi no. 2.
Semoga Bunda bisa lebih memperhatikan Dymsi. Dymsi dan Ahmad sama saja, sama-sama anak kami yang membutuhkan kasih sayangkedua orang tuanya.