Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

9.22.2008

Monday, busy?

Monday.
Hari ini pilkada untuk pemilihan gubernur Riau. Bingung mau pilih yang mana. Siapapun nanti yang menang semoga menjadi pemimpin yang baik bagi propinsi ini.
Planning hari ini berbelanja sedikit untuk keperluan hari raya. Karena sibuknya kami hampir tidak punya banyak waktu untuk berbagai rencana. Seperti kemarin, tidak sempat untuk ke rumah Ibu karena ditahan untuk buka bersama di rumah Bang Apok, dan dilanjutkan dengan kedatangan Ayah Nugha sekeluarga pada malam harinya. Hebohnya Dymsi mengajak Kak Kembar & Mas Nugha untuk menonton Upin & Ipin 12 episode....

9.20.2008

KPR - Mudik-Buka Bersama

Hari-hari menjelang pulang ke Dabo sangat sibuk. Semua harus dikejar. Alhamdulillah akhirnya Kemarin Jumat, 19 September 2008 kami telah selesai melaksanakan akad kredit rumah di Bank BTN, setelah mendapat surat persetujuan dari BTN bulan Agustus kemarin. KPR gitu..
InsyaAllah kalau tidak ada halangan Bulan Nopember nanti kami akan menempati rumah baru yang mungkin lebih kecil dari rumah sewaan ini. Tak mengapa, asalkan yang dicicil itu adalah rumah kami sendiri.. Terima kasih Ya Allah, Alhamdulillah....
Oya, mengenai pulang ke Dabo Singkep, kota kecil tempat aku dibesarkan itu, rencananya kami akan pulang hari Selasa nanti, tanggal 23 September. Berhubung ongkos melalui transportasi udara sangat mahal sekali (bisa 2x lipat dari angkutan laut), dan dengan pertimbangan penghematan, kami memutuskan untuk pulang dengan kapal saja. Kalau dari Pekanbaru ini, kami akan bertolak ke Selat Panjang pukul 5 Sore dengan kapal motor Jelatik, menyusuri Sungai Siak yang akan menjadi pengalaman pertama buat Hubby & Dymsi. Sedangkan aku, sejak jaman kuliah dulu sudah berkali-kali menggunakan transportasi ini.
So friends, mungkin daku juga bakal lama tidak mengunjungi blog ini, kalau cuma ym-an barangkali bisa, itu pun kalau ada waktu, sebab menurut schedulle aku akan membuat kue lebaran sesampai di Dabo nanti, kasihan Mamak tidak ada yang membantu. Kalau mau beli juga sayang, toh aku kan ada waktu dan Dymsi sudah cukup besar tidak masalah jika aku di dapur. Lagi pula di sana nanti akan ada sepupu-sepupunya yang bakal menjadi teman bermainnya.
Pagi ini terasa lebih melelahkan, kemarin kami ikut buka puasa bersama di sekolah Hubby. Acaranya ramai, dihadiri oleh orang tua murid juga. Karena tidak tahan dengan suasana yang cukup berdesakan itu, aku memutuskan untuk stay di labkom saja. Dymsi juga betah sekali di 'kantor' ayahnya itu...
oya sebelumnya tanggal 13 September kemarin kami buka bersama di rumah Ibu, sekalian acara buka bersama anak murid Yati juga. Belum sempat ditulis ya ceritanya.. ya itu karena sang penulis ini sibuk sekali...
Hmm, melelahkan memang. Belum tau ni apakah masih bisa update blog ini atau tidak, berhubung Senin mendatang di Pekanbaru bakal dilaksankan Pilkada pemilihan gubernur Riau yang baru... Doain ya semoga perjalanan mudik kami tahun ini selamat, sehat dan menyenangkan!

9.13.2008

Mulai Sekarat atau Berkarat?

Hampir enam tahun aku bekerja di sini, di perusahaan kontraktor yang 'membesarkanku' di dunia kerja. Waktu di terima bekerja di sini, aku masih menyusun skripsiku, yang berbasis analisa mikroba. Bidang ilmuku sangat bertolak belakang dengan pekerjaan yang aku jalani sekarang. Tapi mau bagaimana lagi...............
Tahun bertambah, tapi perusahaanku(baca: perusahaan bos ku) ini bukan semakin maju, malah sebaliknya. Pekerjaan semakin bertambah, tapi penyelesaian pekerjaannya semakin lambat, yang bermain antara addendum dan denda. Pusing.
Tahun 2008 yang menurut gambaran orang chinese adalah tahun keberuntungan, mungkin setengah berlaku bagi perusahaanku. Di satu sisi, sepanjang tahun ini pekerjaan datang betubi-tubi, malah sub kontraktor langganan kami juga ikut kewalahan, kekurangan anggota. Tapi disisi lain, kami sering macet dibahan, macet di keuangan, sungguh keadaan yang memancing emosi kerja. Karena tidak setiap orang di kantor ini peduli dengan keadaan kami yang mungkin sudah mulai sekarat (atau berkarat?).
Semoga ada perbaikanlah, Bos. Banyak karyawan yang menggantungkan nasib hidup, makan anak & istri di sini....

9.04.2008

Upin & Ipin


Kamis.
Ramadhan hari ke-4.
Sudah mulai terbiasa, dengan suasana Ramadhan yang membuat kita menjadi bersahaja.
Mungkin sebelumnya kita menjadi manusia yang berlebihan dengan keinginan yang berlebihan dan prilaku yang berlebihan pula.
Tapi dengan menjalani Bulan Ramadhan, kita bisa lebih menahan diri. Diluar Ramadhan barangkali terasa berat, ternyata dalam Ramdhan kita bisa. Intinya bukan mesti di Bulan Ramadhan saja, diluar Ramadhan seharusnya kita juga menjadi manusia yang bersahaja.



Pernah mendengar atau menonton kartun animasi Malaysia UPIN & IPIN?
Dymsi suka sekali nontan kartun ini. Ceritanya sangat mendidik. Kartun animasi berdurasi singkat ini menceritakan tentang kisah saudara kembar, Upin & Ipin yang telah tinggal bersama Nenek dan kakaknya setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Bahasa melayu Malaysia yang sangat kental membuat aku teringat dengan kampung halamanku (baca: Dabo Singkep). Hampir persis sama.
Tingkah laku Upin & Ipin ini yang lucu, ditambah logat melayunya menonton kartun ini akan membuat kita tersenyum, bahkan bagi kami yang mendalami istilah melayunya bisa tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya di Televisi Swasta kita, TPI sudah pernah menayangkan Upin & Ipin ini selama Bulan Ramadhan.
Buat yang penasaran, belum pernah nonton bisa download disini.

9.03.2008

Dymsi Selepas di Sapih



Alhamdulillah sampai hari ini aku masih bisa menjalankan ibadah puasa. Oya, Dymsi sudah mulai beradaptasi dengan suasana malamnya yang setelah menjalani malam ke-5. Hanya saja seharian kemarin minta gendong melulu, dan agak rewel. Bahkan saat kami berbuka pun Dymsi minta gendong juga. Tapi tidur malamnya 100% baik, sesekali bangun, duduk dan minta minum air putih, setelah itu langsung tidur kembali. Sampai saat ini Dymsi tidak mau mimik susu botol kalau malam, kalau siang dia mau.

Oya, hari Minggu kemarin kami ke rumah Nenek Labor (Ibu). Selepas ziarah kubur (aku dan Dymsi tidak ikut), Dymsi minta difoto. Jadilah Nenek & Ayah seperti fotografer, sibuk menjepret si bidadari kecil ini.