Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

4.29.2008

Sholat Isya


Dymsi sholat isya, tadi malam........

4.28.2008

My Mom is Everything

Beberapa hari ini aku mengalami kejadian yang sangat tidak enak, dan semua bukan bermula dari aku. Biarlah, Allah maha tahu hati siapa yang sebenarnya bersih. Dan Allah Maha tahu siapa yang sebenarnya ingin memutuskan tali silahturahmi. Seseorang itu tidak bisa dilihat dari luarnya saja, seperti manis mulut atau sikapnya. Aku hanya bisa katakan bahwa aku sangat sayang pada orang tuaku, yang tinggal satu dan sudah tua. Aku pernah berada dalam pelukannya, pernah membangunkannya dengan tangisku di tengah malam, dan aku adalah orang yang menjadi kekhawatirannya. Tidak ada satupun orang tua yang dapat menggantikan emakku... I Love My Mommy..
Dymsi & My Mommy

4.26.2008

Di depan rumah Pak RT

Setiap sore sehabis pulang kerja, kebiasaanku adalah mengajak Dysmi ke toserba depan rumah, "beli jajan". Memang bukan kebiasaan yang baik, tetapi dengan cara inilah akumenghibur Dymsi yang seharian di rumah bermain dengan kakaknya, untuk menikmati pemandangan mobil yang lalu lalang. Suatu hari, di depan rumah Pak RT kami berhenti, dan aku sempat minta Dymsi bergaya..., ternyata permintaanku terkabul.. Inilah gaya Dymsi kami :)

4.24.2008

Kipas Rusak

Hari Minggu kemarin sebelum Mamak sampai, kipas angin di rumah rusak. Ah, bikin rusuh saja. Hubby pun berusaha melihat kalau-kalau ada kabel yang rusak. Inilah potret Dymsi yang tidak bobo siang karena menemani sang ayah bekerja...

4.21.2008

Sarang Lebah di Pohon Jambu

Pernah lihat lebah, kan? Itulah ceritanya.., kemarin datang sekumpulan lebah ke halaman rumah kami, tepatnya di sekitar pohon jambu. Duh, tidak terbayang seandainya ada orang yang kurus berdiri di situ, pasti menjadi gemuk..


Ooo., rupanya lebah bermaksud bersarang di pohon Jambu itu. Selang beberapa waktu kemudian mereka yang bertebangan jutaan ekor itu sudah berdiam diri, bertumpuk-tumpuk di dahan yang rendah. Bahaya, kan? Tetangga sebelah rumah Wak berinisiatif akan membakar atau mengasapi supaya lebahnya pergi. Ternyata, sekitar jam setengah empat sore mereka kabuuurrrrr.....
Haha.., mungkin mereka dengar akan datang marabahaya.. ternyata makhluk Allah pintar...

4.18.2008

Model Jilbab from Rumah Jilbab












Mengambil model gratis, teman kantorku si Meni, aku coba upload beberapa jilbab dari rumah jilbab.
Semoga ada yang tertarik... Jelas, kok manisnya... Jilbabnya rata-rata menutup dada semua, kecuali model 5 yang pas banget sampai dada. Yang hijau garis lebih kalem, yang ini banyak banget yang minat. Kalau yang ungu di atas bahannya kaos, cocok untuk dipakai untuk keseharian, cuma IDR 25. Limanya lagi, yang bercorak dan pink polos, bahannya spandex, lembut, hanya IDR 45.

4.17.2008


Jadi teringat, sembari memotret jilbab dari BundaKey, kami juga sempat memotret Dymsi dengan gaya-gaya centilnya. Bolehlah, untuk dilihat..

Re-Seller Jilbabnya Rumah Jilbab

Buat teman-teman khususnya yang di Pekanbaru, yang berminat dengan motif-motif yang ada di Rumah Jilbab, mulai sekarang aku jadi resellernya. Siapa tahu ada yang tertarik, bisa hubungi aku di blog ini. Tentunya bebas ongkos kirim. Atau kalau mau lihat-lihat dulu juga boleh. Tetapi untuk awal jadi reseller ini mungkin tidak semua produk yang ditawarkan oleh BundaKey ada aku stok ya.., beberapa mesti dipesan dulu :)


Ini hasil foto tadi pagi, sebelum berangkat kerja, aku memakai salah satu produk penjualanku.. Bagus kan, jilbabnya?

4.15.2008

Di Gramedia

Pulang dari pesta Isti & Janna hari Minggu kemarin, kami menyempatkan diri singgah di Gramedia. Ternyata Dymsi aktif banget, kerjaannya bongkar-bongkar buku dan asik membaca. Beginilah hasilnya...

4.13.2008

Pernikahan 2 Orang Teman

Akhirnya, hari ini Istiqomah atau yang akrab kami panggil Isti alias Kokom bersanding di pelaminan dengan lelaki pujaannya, Khairi. Perkenalan mereka cukup singkat, sekitar 3 bulan perkenalan sebelum hari pernikahan kemarin. Begitulah jodoh, meski beberapa bulan sebelumnya Isti sempat pesimis dengan jodohnya, namun Allah akhirnya memberikan petunjuk, dan bertemulah mereka.
Hari ini juga merupakan hari bahagia Jannatul Hassana, adik kelas kami, angkatan 99. Selepas dari rumah Isti kami menyempatkan diri ke pesta pernikahannya, karena undangan via sms telah kami terima. Disana kami bertemu dengan beberapa adik tingkat yang seangkatan dengan mempelai wanita, satu dua orang nampaknya akan segera menyusul..
Meliat betapa cerianya mereka yang bersanding, mengingatkan diriku ketika pernah duduk di atas pelaminan itu juga....
:)

4.12.2008

Dymsi Toddler IT

Beginilah kalau Dymsi belajar menulis, disaat ayahnya sedang asik berkutat di depan komputer. Setiap orang tua menginginkan anaknya pintar, demikian pula dengan kami. Dymsi kami inginkan tak terkekang untuk mengembangkan kreativitas yang ada pada dirinya. Misalnya menulis, membaca (walaupun entah apa yang diucapkannya), mengutak-ngatik keyboard komputer, mencolokkan flashdisk ke komputer, ataupun yang berbau dengan IT.
Inilah Dymsi kami, yang semakin sweety.... :)

4.11.2008

MPC200 untuk Windows XP SP2

Hari kemarin nyoba install Canon MPC200 ke komputer (kantor) ku :). Tadinya optimis berhasil, karena udah dapat panduan. MPC 200 bisa bekerja pada Windows XP SP 1, kebetulan PCku XP SP 2. Kasus ini pernah kami serahkan ke teknisi XX Komputer, katanya kena virus. Padahal tidak. Itulah, ternyata tidak semua teknisi mengerti bahwa MPC200 butuh file update-an untuk bisa dioperasikan ke XP SP2.
Sayangnya daku tidak berhasil untuk meng-update driver tersebut, yang sudah di download berkali-kali. Padahal sudah tertulis file sudah diupdate, tapi masih tidak bisa ngeprint juga.. Hiks, tadinya semangat, gara-gara tidak berhasil jadi down (lagi pula pekerjaanku jadi terbengkalai), alhasil aku remove lagi semua yang sudah diinstall dari MPC200.

4.09.2008

Blog bukan Diary Seutuhnya

Ada satu pertanyaan yang kadang-kadang muncul di pikiranku: apakah blog itu adil? Sebenarnya pertanyaan ini sudah ada cukup lama, ketika Hubby menawarkan blog sebagai diary online. Menggantikan lebih dari 10 diaryku yang sengaja kubakar habis sebelum menikah dengan Hubby. Aku ingin mengubur seluruh masa lalu disaat aku akan memulai hidup yang baru, dengan laki-laki yang aku cintai.


Tapi tetap saja berbeda, tepat saja tidak sama. Diaryku yang telah tiada itu adalah curahan seluruh isi hatiku, sedangkan blogku ini, bukan seluruhnya. Ada kesedihan yang mungkin tidak bisa dipublikasikan dan dibaca oleh setiap mata, sehingga lara itu harus ditulis di dalam hati saja sampai kemudian hilang perlahan dimakan oleh usia.
Sementara, diaryku yang dulu itu bisa bercerita kapan saja, dimana saja tentang cerita lalu suka maupun duka. Sungguh dua diary yang sangat berbeda. Diary lama tidak butuh arus listrik, dengan lentera pun kami sudah bisa bersua. Tapi diary baru ini sungguh sangat modern, hanya bisa diakses dengan peralatan berupa komputer, baik PC maupun notebook, dan tentunya harus menggunakan arus listrik atau pun baterai.
Ternyata blog bukan sepenuhnya diary, dan diary tetap diary. Diary tetap tak terganti.

4.08.2008

Kembali kepada-Nya

Innalillahi Wainna Ilaihiraji'un...
Wak sebelah, Bapak Damitri telah menghadap Yang Maha Kuasa pada hari Jumat (4 April 2008) Jam 10:20 WIB. Kejadian itu begitu mendadak, hanya dalam hitungan jam saja. Rumah kami bersebelahan, empat rumah bergandengan satu sama lain. Kami menempati rumah ke-2 & ke-3. Pintu samping rumah (kontrakan)ku hampir berhadapan samping dengan pintu rumah Alm. Setiap kali kami keluar rumah atau pulang ke rumah kami selalu melewati rumah ini, dan Alm. biasanya duduk di depan pintu sambil menonton siaran televisi.
Rumah Duka

Malam Sabtu itu, sekitar pukul 9 kurang Wak perempuan mengetuk pintu rumah, minta tolong sama Hubby untuk mengantarkan Alm. ke dokter 24 jam yang berada tak jauh dari rumah. Kami berempat (aku, hubby, Sari & Dymsi) datang ke sebelah. Nampak Alm. begitu lemas, dan tidak sanggup untuk berdiri. Beliau terduduk di depan pintu kamar , membuat Dymsi menangis, mungkin terkejut. Memang tak biasanya kondisi Alm. demikian, setahu kami Alm. selalu sehat, hanya pernah baru-baru ini demam dan flu ringan.
Kami memutuskan untuk mencari mobil, karena kondisi Beliau sangat tidak memungkinkan untuk diboncengi dengan sepeda motor. Setengah berlari aku ke rumah Bu Rosa, tetangga kami yang punya mobil. Namun dari pagar ku panggil tidak ada jawaban,mungkin tidak dengar. Kebetulan pula jaringan XL sedang lelet-nya, ketika kuhubungi handphone Bu Rosa sama sekali tidak menyambung. Apakah banyak pelanggan yang beralih ke XL untuk menelpon murah setelah program menelpon murah ala simPATI Pede berakhir?
Kami putuskan untuk memanggil taksi, dan masih sempat kulihat Alm. naik taksi tersebut. Itu untuk terakhir kalinya aku melihat beliau yang masih menyatu jasad dan ruhnya. Hubby ikut serta, bersama Wak perempuan.
Terakhir kabar, dokter 24 jam merujuk ke RSUD atau RS Tabrani, karena kemungkinan jantung. Alm memilih ke RSUD.
Bertiga berangkat ke RSUD, menurut cerita Wak perempuan, Alm masih bisa jalan sendiri menuju ruang IDG. Ketika jarum masuk ke lengan (untuk dinnfus), tiba-tiba Alm. meregang, dan dari situ semua bermula. Keadaan menjadi payah, dipompa cukup lama, sampai akhirnya disetrum. Tapi apa daya, Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Beliau pergi. Begitu cepat, bahkan sangat cepat.
Sebelum berangkat ke Dokter 24 jam itu, Alm. sempat buang air besar & muntah. Entah itu pertanda, karena aku teringat kata orang-orang tua, kalau orang yang akan pergi itu biasanya membersihkan diri terlebih dahulu.
Beberapa saat kemudian tetangga berdatangan ke rumah Alm, beramai-ramai membereskan rumah untuk menantikan kedatangan jenazah. Sementara aku, menyusul ke RSUD bersama anak-anak Alm (2 orang, 1 laki-laki kelas 3 STM & 1 perempuan kelas 2 SMP).
Sabtu siang jenazah diberangkatkan ke masjid untuk disholatkan setelah selesai dimandikan dan dikafani, dan setelah itu diantar ke tempat peristirahatan yang terakhir. Semoga Alm. diterima disisi Allah SWT, dilapangkan jalannya, dilapangkan kuburnya, dan diterima segala amal ibadahnya serta diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Amin..
Kami mungkin tidak begitu banyak mengenal sosok Alm, karena Alm. bukan orang yang suka banyak bicara, tetapi Alm. tidak sombong. Yang jelas, Dymsi yang awalnya takut bila dekat dengan Wak-nya, perlahan-lahan mulai berani dan suka. Dymsi memanggil Alm. dengan sebutan Wak Deden, yang tak kami ketahui apa artinya.
Jelas kami juga merasa sangat kehilangan, apalagi Istri dan anak beliau. Aku hanya tidak bisa membayangkan, bagaimana kehidupan Wak perempuan selanjutnya, karena selama ini Wak perempuan adalah ibu rumah tangga biasa..
Sabtu malam tetangga di rumah Nenek Dymsi (Ibu Hubby or Mertuaku) yang berpulang ke Rahmatullah. Minggu kemarin kami melayat ke rumah duka. Dan sekali lagi aku melihat jasad seorang Bapak yang telah tak bernyawa. Sejujurnya, selama ini aku belum pernah menghadapi orang meninggal di depan mata, seperti kejadian 2 hari belakangan. Bahkan ketika Wak meninggal, aku sempat berdiri di kamar mayat dalam waktu yang cukup lama. itu cukup membuat aku takut, dengan perut yang mulai mual.
Semua akan kembali kepada-Nya, kita juga. Dalam waktu yang tak bisa ditebak. Kejadian ini seharusnya membuat kita- terutama daku lebih intropeksi diri, supaya ketika dijemput suatu hari nanti, kita benar-benar siap untuk menghadapi babak kehidupan selanjutnya, yang semua masih menjadi misteri....