
Malam sudah larut,
Seharusnya aku mengantuk, karena malam sebelumnya aku hanya bisa tidur nyenyak tiga jam.
Tapi jari jemari ini tak sabar untuk melukiskan bagaimana bahagianya aku, seperti seekor anak ayam yang kehilangan induknya, kemudian tercelup dalam pertemuan yang sangat mengharu biru. Senang, bahagia dari lubuk hati yang paling dalam dan masih merasa harus menepuk pipi karena ini sungguh seperti suatu keajaiban.
Saat aku mengetik ini, aku menginap di rumah abang di atasku, Ko Cung Leng. Kesan pertama ku ketika dia menjemputku di pelabuhan...