Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

1.15.2011

Wedding Anniversary

Lima tahun perkawinan, hari ini.
Dua anak.
Semoga permikahan yang membawa kami untuk menjadi hamba yg bertaqwa kepada Allah.
Amin.

*Miss u, my hubby.
yg saat ini sedang tidur di sekolah karena lemburrrr....

1.13.2011

Mengapa Karirku di Rumah?

Senang, mendapat kabar adik-adik tingkatku lulus PNS Pemprov Riau.
Walau aku tak ikut bersaing dengan alasan yg klise, anak.
Memang aku tak sekuat mereka, ibu-ibu rumah tangga di luar sana yang ikut membantu suami bekerja, entah itu PNS atau pegawai swasta.
Aku terlalu cengeng. Teringat waktu masih kerja di Jl. Riau, aku meninggalkan Dymsi sambil menangis di dalam mobil ketika dijemput oleh abangku. Dan pesan yang seirng disampaikan kepada aku waktu itu adalah: "Jangan terlalu memanjakan anak.."


Itulah dia, gadis kecil yang membuat aku tidak sanggup untuk meninggalkannya. Banyak ibu-ibu lain juga tidak tega meninggalkan anak mereka, tapi entah mengapa aku masih saja tidak sekuat mereka, dan rela bertahan dengan kondisi seperti sekarang. Pikir aku hanya sederhana, toh aku juga berusaha -salam tahap meningkatkan penghasilan- dengan bisnisku.. Toh aku juga memanfaatkan ilmuku dengan membuka les di rumah.. Toh aku juga nyaman dengan mengurus sendiri rumah dan anak-anakku?
Banyaklah, yang membuat aku tidak menyesal dengan pilihan aku sementara ini untuk menjadi ibu rumah tangga sejati..
Kemarin, aku sampaikan kepada gadis kecilku, "Teman Bunda dua orang lulus PNS, Nak..., Bunda gak lulus karena gak ikut tes.."
Jawab anakku: "Trus kalau Bunda lulus, anak-anak bunda nanti sama siapa..."
Hm, terharu lagi, dan lagi-lagi aku tidak bisa.
Pernah aku sampaikan usulan menitipkan dia dan adiknya di TPA.
Geleng-geleng kepala, jawabnya.
Jadi, kalau aku mengikuti perasaan keibuanku, dan menuruti kemauan anakku- ingin Bunda di rumah saja, apa itu berarti aku salah, apa itu berarti aku memanjakan anak, ya?
Bahkan bukan sekali Dymsi request: "Gpp uang Bunda sedikit tapi Bunda kerjanya di rumah aja...."

Episode Ahmad.
Si kecil ini lagi yang membuat aku tambah tidak bisa berkutik, sejak hamil sudah ikut berjuang adem ayem di dalam perut buncitku. Dan menjadi alasan utama aku menjalani hari-hariku di rumah, hingga kini aku menemukan ketenangan yang 'lebih', semua berkat Ahmad Rozin.





Memang dalam hidup selalu ada pilihan, dan saat ini pilihan aku jatuh kepada mereka, anak-anak kami yang masih kecil, polos..Akulah yang akan membentuk mereka menjadi seperti apa, karena niatku mereka kelak mejadi anak sholeh-sholehah, berprilaku baik, sopan..
Semoga niatku tak sia-sia, semoga kehidupan tetap cerah, karena karir tak hanya dengan bekerja di luar, di dalam rumah pun aku yakin akan bisa bangkit, dan tentu saja tanpa kehilangan waktu dengan anak-anakku..

1.08.2011

Kegiatanku Setiap Hari

05:30
Bangun tidur, sholat, menyiapkan sarapan suami.

06:45
Suami berangkat, menyiapkan sarapan anak-anak
Kalau bisa sekalian masak untuk makan siang.

08:30
Sarapan bareng anak-anak, mandiin mereka.
Menidurkan Ahmad kecil.

10:00
Masak, dan selesai itu mandi (aku paling suka mandi kl sudah selesai semua pekerjaan, supaya habis mandi gak pegang yang kotor-kotor lagi).

13:00
Makan siang bersama anak-anak.
Tidur siang.

16:00
Bangun tidur kl ada bahan buat cemilan
Mandi bareng anak-anak

18:00
Nyuapin anak-anak.

19:00
Kalau sempat makan dulu sebelum ngeles
Kl gak sempat langsung ngeles

21:00
Nidurin Ahmad sayang
Makan malam

22:00
Nyetrika, atau ngenet Oriflame sambil ngintip facebook, imel, blogger :)

24:00
Tidurrrr.

Diantara kegiatan-kegiatan itulah aku menyempatkan diri berbisnis.
Kadang lagi megang bawang, balas sms..

Baru mo mandi, angkat telepon..

Lagi nyuapin anak, dpt sms orderan..

Dan biasanya orderan aku kerjakan malam, karena suasana lebih tenang dan bebas gangguan.. Jadi maaf teman-teman kl kemalaman baru bs order, tp dikerjakan pasti...

Jadi bisnisku ini benar.., dikerjakan:
Sambil masak, sambil dandan, sambil jaga anak...
Trus gak sampai tanggal sepuluh
Setiap bulannya, "gaji"ku langsung masuk ke rekening
Gak perlu ke atm kok, cukup cek melalui i-banking aja...

Gimana gak cinta sama bisnisku, kalau tiap hari rutinitasku jelas, anak-anak aman, suami senang, dan tiap bulan dapat transferan...

Cintaaaaaa dehhh sama bisnisku ini...

1.07.2011

Pilihan di Lima Belas

Kangen..
Mau menulis lagi, seperti dulu.

Memang hidup ini dihadapkan kepada pilihan-pilihan, yang kadangkala kita bingung harus memilih yang mana.
Diantaranya kita pasti mencari yang terbaik, walau ketika kita memilihnya, kita hanya menerka, berharap bahwa pilihan kita adalah tepat.
Sama seperti aku memilih Ardymond, yang kini menjadi suamiku, tercinta pastinya.
Waktu aku memilih dia untuk 'setuju' hidup bersama, aku hanya memasrahkan pilihanku kepada Allah, harapanku waktu itu adalah pilihanku tidak salah. Walau kadang seiring waktu ada perasaan gundah, terutama ketika dirundung masalah.
Ardymond itu adalah seorang yang biasa, dan waktu pertama kali bertemu memang dimataku dia adalah benar biasa.
Sampai bertahun-tahun kami berteman, dia masih tetap biasa.
Tidak ada istimewa.
Malah kadang menjengkelkan.

Kami sekelas, kadang juga satu kelompok pada mata kuliah tertentu.
Aku memang kurang suka kalau kami sekelompok, tapi tentu saja waktu itu..

Namun waktu jualah yang membolak-balik hatiku,
hingga suatu saat pilihan itu jatuh TEPAT kepada dirinya, dan angannya yang pernah dia tuliskan di dalam sebuah buku, bahwa dia menginginkan aku suatu saat nenti menjadi ibu dari anak-anaknya telah terwujud.
Ya, karena aku kini adalah istri yang syah dari seorang laki-laki yang bernama Ardymond, dan dari perkawinan kami, telah lahir seorang putri dan sorang putra.
Anak kami khas, karena perkawinan kami adalah perkawinan campuran.
Semua itu adalah anugrah, dan rahmat, Alhamdulillah..

Kalau ditanya apakah saat ini aku menyesal, telah memilih dia?
Ah, pertanyaan bodoh tentu saja. Karena lima belas Januari nanti, pernikahan kami genap lima tahun.
Pernikahan yang indah, bahagia, dan yang pasti,,
Aku TIDAK salah pilih...

*Tulisan ini, untuk suamiku tercinta, Ardymond,-
Semoga tidak lupa dengan tanggal lima belas.. :)

1.01.2011

Awal 2011

Akhirnya dentuman pesta kembang api mulai surut.
Sedari tadi, kebisingan itu bukan saja mendera aku, anak-anak dan suamiku, tapi juga bagi semua yang merasa terganggu dan tidak bisa berbuat apa.
Seperti Bang Yusnan Ansari yang menulis di wall facebook-nya.

"Malam ini entah berapa banyak uang yang dibakar dan juga manfaatnya tidak ada"



Betullah itu. Kalau saja jumlahnya dibelikan ke beras dan di sedekahkan kepada yang kurang mampu, sudah begitu banyak mereka terbantu. Ah, entahlah. Entah karena malam ini adalah pergantian tahun, yang ditunggu tiap tahun, dan moment yang paling tepat untuk mewarnai langit ciptaan Allah ini..
Yang jelas, aku termasuk salah satu pendukung pernyataan beliau..

2011.
Sudah berubahlah angka yang harus kita tulis setiap membuat penanggalan, di awal-awal biasanya sering terjadi kesalahan, karena perasaan masih saja ingin membuat angka sepuluh.
Bagi yang kecil, berarti pegantian tahun masehi ini akan membuat hitungan menjadi besar, dan bagi yang sudah besar angka 2011 akan membuat kita semakin matang, karena umur bertambah, seharusnya sejalan dengan kedewasaan pula. Bagi yang belum bertaubat, segeralah karena sisa umur semakin berkurang dan masa bumi juga semakin mendekati kepunahan. 
Hanya harapan, semoga kita, keluarga kita, orang tua kita, sahabat para handai taulan, dan bangsa kita mendapat perlindungan, negara kita aman, terutama lepas dari bencana..
Tak pelu percaya ramalan, mari kita bermunajat kepada Allah untuk segala kebaikan..