Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

10.27.2009

B'day Dymsi ke-3


Tidak terasa, akhirnya ananda kami Dymsi sudah berusia tiga tahun pada 20 Oktober 2009 lalu, masa emas dimana 80% otaknya bekembang pesat. Sesuai, jika menjelang angka 3 tersebut dia menjadi anak yang penuh dengan tanya dalam aktifitasnya, dan jawaban atas pertanyaannya adalah pengetahuan berharga yang akan direcord dalam memorinya.
Aku akui aku masih belum bisa memberikan pengetahuan yang 'sempurna'. Karena kadang kala aku merasa letih setelah bekerja seharian. Semoga kedepannya aku bisa menjadi orang tua yang lebih baik.
Tidak banyak yang dapat kami berikan, sebuah 'pesta keluarga' yang sangat sederhana, diiringi doa semoga gadis kecil kami panjang umur, dengan harapan besar semoga kelak menjadi seorang yang sholehah, amanah, berbakti kepada orang tua. Amin.
Happy B'day, Dymsi. We love U, daughter.

10.19.2009

H-1 B'day Dymsi

Besok Dymsi ulang tahun ke-3.
Apakah aku bisa memberikan tongkat bintang berlampu seperti requestnya kemarin??

10.16.2009

Bersama Nekla, bersama Nekda

Awalnya Dymsi dan Ahmad di rumah Nekla, tapi karena Nekda datang ke Pku aku putuskan mereka bersama Nekda, mengingat Nekla sibuk mengurus sepupu mereka, Hanif.
Anak-anak fine, cuma Ahmad yang sulit mikbo, maunya mikcen. Dihari terakhir, mikbonya sukses, dan Nekla bahagia. Ups, bagi aku sama saja, mikbo boleh, mikcen juga boleh.
Tetapi 2 hari bersama Nekda Dymsi minta pindah ke rumah Nekla. Kami bisa maklum, karena karakter kedua neneknya berbeda. Bagi nekda - mommyku- Dymsi adalah cucu yang kesekian. Karakternya kadang keras, dan sudah ikut membesarkan 3 cucu di Dabo. Temperamental orang Dabo kan cukup tinggi, yah.. termasuklah aku. Hanya saja secara tidak langsung aku sudah merasa diberi contoh oleh Hubby, jadi sudah 25% berkurang. Hahaha..
Sementara bagi Nekla, Dymsi adalah cucu pertama dan satu-satunya cucu perempuan. Nekda sangat memanjakannya, tidak pernah dimarah. Tentu saja hasil akhir sementara ini rumah Nekla menjadi pilihan pertama Dymsi. Dan ujung-ujungnya, setiap pagi kami ke Jl. Riau mengantarkan Ahmad, dan ke Labuh Baru mengantarkan Dymsi. Capek sih, pergi pagi pulang malam.
Demi pekerjaan, demi uang, walau harus mengorbankan anak-anak, tapi kebahagiaan mereka tetap perlu diperhatikan..
Dimanapun mereka merasa bahagia, senang, nyaman... Whateverlah..

10.13.2009

Facebook VS Blog


Apakah demam facebook sekarang ini membuat blog seseorang menjadi terlantar?
Hm, mungkin iya, mungkin juga tidak.
Tapi aku rasa kebanyakan iya, karena setiap lihat shoutbox, pengunjung mulai berkurang. Kalaupun ada hanya beberapa. Diblogku sendiri, yang sering dikunjungi adalah postingan mengenai mengembalikan regedit & task manager.
Ngintip blog teman-teman sebagian juga jarang update, lebih banyak postingan yang sudah basi.
Oh, ternyata facebook memang lebih menarik.
Buat yang dulu suka menulis tapi sekarang senang update status, ayolah.. buat postingan baru. semangat!!
(Tulisan ini dibuat pada saat mataku mengantuk berat)

10.09.2009

Berikan ASI pada bayi anda!

ASI is the best.
Tak seorang pun yang akan menyangkal pernyataan itu. Berikut beberapa artikel menarik seputar ASI agar kita paham betapa Amazing-nya ASI, yang dikutip dari berbagai sumber.

SEMUA IBU PASTI BISA MENYUSUI

H ambatan muncul karena masih banyak fakta lain seputar ASI yang belum dipahami atau justru malah dilupakan. Berikut penjabaran Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr. Utami Roesli, SpA, MBA.

* Semua ibu bisa menyusui

Penelitian seorang dokter dari Swedia membuktikan bahwa begitu lahir, bayi yang ditaruh di perut ibunya dalam 50 menit akan bergerak ke arah payudara lalu mengisap puting susu dengan benar. Sebaliknya, dari kelompok bayi yang segera dimandikan setelah dilahirkan, baru kemudian dikembalikan kepada ibunya ternyata 50 %-nya tidak bisa mengisap dengan benar walaupun sudah didekatkan ke payudara. Lebih menyedihkan lagi, kelompok bayi yang dimandikan dulu dan ibunya menjalani medicated labour (proses melahirkan yang disertai obat-obatan) tak satu pun dapat menyusu dengan benar.

Jadi tanpa disadari dunia medis pun sebenarnya sudah melakukan intervensi sejak dini terhadap hubungan bayi dengan ASI. Buktinya, hampir semua rumah sakit dan klinik tempat bersalin akan memandikan bayi begitu dilahirkan, sebelum diberikan kepada ibunya. Jamak saja bila ibu yang baru pertama kali hendak menyusui akan bingung menghadapi bayinya yang juga bingung. Jika pengetahuan ibu tentang ASI tidak mendalam, maka ia akan cepat sekali menyerah, bahkan berkesimpulan tidak dapat memberi ASI.

* ASI terhambat oleh stres

Nah, kalaupun ASI sampai tidak keluar umumnya hambatan yang terjadi berkaitan dengan faktor emosional ibu. Perlu diketahui, untuk bisa mengalirkan ASI, ibu membutuhkan refleks yang disebut let down reflex. Refleks ini sangat dipengaruhi kondisi emosi ibu. Walaupun produksi susunya bagus, tapi kalau refleks itu tak bisa dilepaskan, maka susu tidak akan dialirkan dari pabrik susu (Alveoli) ke gudang susu (Sinus Lacteferous). Agar kondisi emosi ini baik, ibu yang hendak menyusui harus tenang dan selalu berpikir positif.

* ASI Umumnya tidak akan kurang

ASI tidak mungkin kurang karena produksi ASI sebenarnya disesuaikan dengan permintaan bayi (demand and supply). Rangsangan produksi ASI adalah pengosongan gudang susu. Di bawah areola ibu terdapat 2 buah jaringan, yang satu "pabrik" susu dan yang kedua sebut saja sebagai "gudang" susu. "Pabrik" akan terangsang untuk memproduksi susu kalau susu di "gudang" sudah habis." Misalnya, bayi menghabiskan 50 cc susu di "gudang", maka "pabrik" akan memproduksi lagi 50 cc. Begitu seterusnya.

Kalau sampai bayi kekurangan ASI biang keladinya tak lain cara menyusu yang salah. Jadi, jika bayi harusnya memperoleh ASI sebanyak 100 cc, tapi karena cara menyusunya salah, maka yang didapat cuma 50 cc. Akibatnya "pabrik" pun cuma memasok 50 cc. Faktor lain yang membuat bayi kekurangan ASI adalah intervensi ibu dengan memberinya susu formula.

* Puting susu yang datar tetap bisa menyusui

Seringkali, puting susu yang datar/mendelep dianggap menghambat proses menyusui. Pendapat ini timbul karena banyak ibu menyamakan puting susunya dengan dot, lalu digunakanlah pemanjang puting.

Namun, menurut Utami, pemanjang puting tidak akan banyak berguna. Dalam proses menyusui, sebenarnya yang menjadi dot bukan hanya puting susu, tapi keseluruhan areola (bagian kecokelatan pada payudara). Puting susu sendiri hanya 1/3-nya. Jadi kalaupun puting susunya datar atau mendelep ia masih bisa menyusui karena masih ada 2/3 bagian lainnya. Lagi pula, setelah diisap bayi, puting susu yang datar biasanya akan menonjol keluar. Memang, ada puting yang benar-benar masuk dan terikat jaringan di dalamnya sehingga lubang susunya terbalik. Puting susu seperti ini jelas sulit diisap. Namun persentasenya hanya sekitar 1-2%.

* Payudara merupakan sumber makanan yang tidak henti-hentinya.

Jika payudara "dikelola" dengan benar, maka produksinya tidak akan berhenti. Cara pengelolaannya tak terlalu sulit, yaitu dengan selalu mengeluarkan ASI walau tidak diisap bayi. Jadi, bila karena suatu hal bayi tidak dapat menyusu, misalnya lahir prematur, sakit atau ibu bekerja, ASI harus dikeluarkan dengan cara dipompa atau diperah. Proses ini tidak akan membuat ASI habis, kecuali bila cara memompanya salah.

Salah pompa sama kasusnya dengan posisi menyusui yang salah. Akibatnya ASI sama-sama tidak keluar atau hanya keluar sedikit. Jangan lupa, produksi ASI berlangsung dengan mekanisme demand and supply atau ada permintaan maka ada pasokan. Kalau ASI hanya dikeluarkan 10 cc karena cara pompa yang salah, maka supply-nya pun tak beranjak dari jumlah itu. Inilah yang membuat banyak ibu menyangka ASI-nya habis akibat dipompa.

* Tak perlu selalu memberi 2 sisi payudara setiap menyusui

Memang tak ada salahnya untuk menawarkan sisi payudara yang belum diisap kepada bayi, dengan catatan jika ia menolak tak perlu dipaksa. Prinsipnya, biarkan bayi yang menentukan berapa lama ia menyusu. Kekhawatiran bahwa menyusu yang cuma sebentar tidak akan memenuhi kebutuhannya ternyata tidak beralasan.

Dalam menyusui, pada isapan pertama bayi akan mendapat foremilk. Pada isapan kedua, ia akan mendapatkan susu yang disebut hindmilk. Komposisi keduanya sangat berbeda. Foremilk lebih banyak mengandung air dan protein, sedangkan hindmilk banyak mengandung lemak dan karbohidrat yang berarti lebih kental.

Memang, pada isapan pertama, bayi lebih banyak mendapat susu yang banyak mengandung air. Namun, kalau ia hanya sebentar saja menyusu, tak perlu kita khawatir bahwa kebutuhannya tak terpenuhi. Bisa saja, kan, bayi hanya haus dan tidak lapar? Bukankah yang tahu lapar atau haus hanya ia sendiri? Jadi biarkan bayi yang memutuskan berapa lama ia menyusu. Jika haus ia akan menyedot sebentar, tapi kalau memang lapar ia akan menyusu sampai mendapatkan hindmilk.

* Pompa bisa bikin ASI terkontaminasi

Pompa berbentuk squeeze and bulb yang terbuat dari karet dan berbentuk bola tidak disarankan untuk digunakan karena mempunyai beberapa kekurangan: (1) Kurang steril karena bulb-nya sulit dibersihkan. Dengan demikian, ASI yang dipompa pun akan lebih mudah tercemar. (2) Bulb yang terbuat dari karet akan menyulitkan pengukuran tekanan negatif yang diperlukan. (3) Bentuknya yang kaku dapat membuat payudara lecet. Malahan, cara menekan payudara yang tidak benar bisa merusak jaringannya, sehingga ASI tidak banyak keluar.

Pompa piston (dengan tuas piston yang dapat ditarik dan berbentuk seperti suntikan) ataupun pompa elektrik lebih disarankan. Namun, yang paling baik, karena murah dan higienis, adalah memerah dengan jari. Cara ini lebih praktis karena ibu tidak perlu membawa pompa ASI kemana-mana.

* ASI perah bisa tahan sampai 3 bulan

ASI yang sudah diperah tidak mudah basi. Di udara terbuka saja ASI perah bisa tahan 6-8 jam. Bahkan bisa bertahan sampai 3 bulan jika disimpan dalam freezer. Namun, cara penyimpanan di freezer tidak terlalu disarankan karena ASI akan mengalami perubahan jumlah imunoglobulin. Suhu yang dingin akan merusak molekul protein yang berfungsi sebagai pembangun daya tahan tubuh itu.

Lebih baik, masukkan ASI ke dalam termos atau lemari pendingin biasa karena terbukti ASI perah tidak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah. ASI dalam termos yang diberi es batu kira-kira tahan 1x24 jam, sedangkan di lemari es bisa tahan 2x24 jam.

* ASI yang sudah "habis" bisa dirangsang kembali

Teknik ini disebut relaktasi. Seorang ibu yang sudah berhenti menyusui, secara teoritis bisa memberikan ASI eksklusif lagi apabila payudaranya dirangsang kembali. Caranya adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang mengandung oksitosin untuk merangsang produksi ASI plus penggunaan alat bantu.

Alat bantu ini bisa berupa lactation aid yang terdiri atas botol plastik yang diisi ASI donor atau susu formula. Botol plastik tersebut akan ditaruh dengan mulut terbalik. Dari ujung tutup botol dialiri 2 buah selang kecil yang ditempelkan di kedua puting susu. Sehingga ketika bayi mengisap payudara, ia akan mendapat asupan susu dari botol. Isapan yang diterima payudara sambil si bayi menyusu dari slang akan merangsang produksi ASI.

Faras Handayani.

Anda berhenti menyusui. Memberikan bayi Anda ASI, berapapun jumlah, sangat jauh lebih bermanfaat daripada tidak memberikan ASI sama sekali. Jadi, walaupun pada akhirnya Anda tetap harus memberikan susu formula bersamaan dengan ASI Anda, Anda dan bayi Anda dapat bersama-sama menikmati kembali kedekatan fisik dan batin, serta masa-masa hangat kegiatan breastfeeding.
Fokuskan segala perasaan positif Anda pada bayi Anda, dan bukan pada seberapa banyak ASI yang dapat Anda hasilkan. Selamat mencoba.

Sumber: aimi-asi.org



BELAJAR MEMBERIKAN SUSU DARI BOTOL

Jika Memang keadaan mengharuskan memakai susu botol, perhatikan kecukupan gizi, faktor kebersihan, dan teknik pemberiannya

Idealnya, bayi mendapat ASI eksklusif dari ibunya selama 4-6 bulan pertama. Namun karena berbagai sebab, bisa saja si bayi terpaksa bergantung pada susu botol.

Yang jelas, seperti dikatakan Prof. Dr.dr. Nartono Kadri, Sp.AK, pemberian susu formula pengganti ASI pada bayi baru lahir bukan semata-mata untuk membuatnya kenyang. Melainkan juga menyediakan energi untuk beraktivitas, mencukupi kebutuhan metabolisme maupun proses tumbuh kembang. Itu sebab, kecukupan zat gizi dan faktor kebersihannya maupun teknik pemberiannya harus mendapat perhatian utama. Nah, berikut ini anjuran Nartono seputar menyusui dari botol.

* Posisi saat memberikan susu dari botol tak ubahnya dengan posisi menyusui. Ibu harus dalam posisi duduk senyaman mungkin agar otot-otot bahu dan punggungnya tak tegang yang hanya akan mengundang kelelahan.

* Dekap bayi sedemikian rupa hingga tetap ada sentuhan skin to skin antara ibu dan bayinya. Usahakan tubuh bayi berada dalam satu garis lurus membentuk sudut 30-60 derajat. Artinya, sanggalah tubuh bayi dengan tangan kiri jika ingin menyusui di sisi kiri dengan posisi kepala harus sedikit lebih tinggi dari badannya. Sementara tangan kanan memegangi botol susu. Jika posisi bayi dirasa membebani lengan ibu, ganjal dengan bantal agar berat tubuhnya bertumpu di situ, hingga ibu lebih leluasa mendekap sambil mengelus pipi atau kepalanya. Tak kalah penting, pelihara selalu kontak mata antara ibu dan bayi. Hanya saja sedikit berbeda dengan posisi tubuh bayi yang menghadap ke tubuh ibu saat menyusu ASI, posisi menyusu dari botol, tubuh bayi nyaris tengadah.

* Memberikan susu dari botol dianjurkan bergantian di sisi kanan dan kiri, hingga bentuk kepala/pandangan bayi tak cenderung ke satu arah tertentu saja. Kendati memang harus diakui untuk kebanyakan orang menyusui di sisi kanan membuat kagok.

* Jangan sesekali memberikan susu botol sambil si bayi tiduran karena memperbesar kemungkinan bayi tersedak yang bisa berakibat fatal. Di antaranya mengakibatkan terjadi radang telinga bila aliran susu sampai masuk "menembus" saluran telinga yang berhubungan dengan saluran pencernaan.

* Hindari pula memberikan susu botol ketika bayi sedang menangis keras atau sedang mengalami sesak napas. Susu bisa masuk ke dalam paru-paru dan terjadilah radang paru-paru.

* Posisi botol kurang lebih harus sama dengan posisi payudara saat bayi menyusu ASI. Dalam arti, dot harus masuk sedemikian rupa ke dalam mulut bayi dan posisi botol tak menyisakan ruangan kosong yang akan terisi udara. Karena bila udara tersebut terisap oleh bayi, akan membuat bayi kenyang oleh udara, bukan susu. Jadi, dot maupun leher botol harus terisi sepenuhnya oleh susu.

* Untuk menguji apakah pancaran susu dari botol cukup atau tidak, gunakan lubang standar yang biasanya sudah terdapat di tiap dot. Kalau bayi kelihatan capek mengisap, itu berarti lubangnya terlalu kecil, hingga perlu ditambahkan 1-2 lubang di samping lubang standar tadi. Penambahan lubang ini meski membuat pancaran susu, dipastikan tidak membuat bayi gelagapan karena pancaran susu tadi menyembur ke arah pipi. Hal sama juga diperlukan jika isapan si bayi cukup kuat, hingga lubang standar tadi tak cukup. Sebaliknya, kalau lubang standar terlalu besar yang akan membuat gelagapan, tak ada cara lain kecuali harus ganti dot baru.

* Untuk mengetahui apakah si kecil sudah/belum puas menyusu, kita bisa mengamati ekspresi dan bahasa tubuhnya. Kalau sudah puas, umumnya ia akan melepas sendiri botol susunya tanpa rewel ataupun dipaksa. Sedangkan bila terlihat masih belum puas, berarti kebutuhannya belum tercukupi, hingga tak ada salahnya tambahkan lagi porsi susunya. Tentu saja harus sesuai takaran yang disarankan.

* Sedangkan berapa banyak total kebutuhan bayi yang harus diberikan berdasarkan volume, kalori maupun komposisinya, biasanya dokter anaklah yang akan membantu orang tua bayi memperhitungkannya. Salah satu cara sederhana yang bisa ditempuh si ibu, pompa dan ukurlah berapa kira-kira jumlah ASI yang mampu diproduksinya. Selisih antara kebutuhan rata-rata si bayi dan jumlah produksi itulah yang harus diberikan dalam bentuk susu formula. Contohnya, secara kasar, kalori yang dibutuhkan per hari oleh bayi pada bulan-bulan pertama kira-kira 560 Kkal. Bila diasumsikan ia menyusu sebanyak 6-8 kali sehari, maka kebutuhan tersebut bisa tercukupi bila porsi minumnya sekitar 50-70 cc setiap kali minum.

* Usai disusukan, sandarkan dada bayi di bahu ibu. Lalu tepuk-tepuk lembut punggungnya agar ia bersendawa. Bila ia termasuk bayi yang sulit mengisap, sendawa berulang kali selagi menyusu akan sangat membantunya menghabiskan susu yang tersedia. Karena setelah bersendawa biasanya bayi bisa melanjutkan acara minum susunya yang tertunda.

Th.Puspayanti.Foto : Iman Dharma(nakita)


Memilih Dot

Yang paling baik, kata Nartono, dot orthodontic karena desainnya sesuai dengan bentuk rahang bayi, hingga bayi merasa nyaman mengisapnya. Lebih bagus lagi jika bentuk dot tadi menyerupai puting payudara ibu, hingga sesuai dengan kontur rahang dan isapan bayi.

Jika refleks mengisap bayi relatif keras/kuat, dianjurkan ibu memilih dot yang terbuat dari silikon. Tapi jika isapan bayi termasuk lemah, pilih dot karet yang relatif lebih lunak dibanding silikon. Hanya saja silikon lebih awet karena dot karet harus sering diganti lantaran cepat rusak dan kerap menimbulkan bau kurang sedap. Terutama jika harus direbus/direndam air mendidih setelah dicuci bersih untuk proses sterilisasinya.

Yanti


Tak Harus Dengan Botol

Bila kelak tak ingin repot menyapih si kecil dari botol agar pertumbuhan rahangnya tak terganggu, saran Nartono, pemberian susu formula bisa dilakukan dengan menggunakan sendok atau malah pipet untuk bayi-bayi baru lahir yang refleks menelannya memang masih lemah sekali.

Posisi memberikannya sama dengan menyusui bayi dengan botol, yakni dengan posisi kepala lebih tinggi. Dengan penuh kesabaran berikan susu tersebut sesendok demi sesendok saat sendokan sebelumnya sudah tertelan. Hanya saja tenggang waktu pemberiannya disarankan tak lebih dari 10-15 menit. Bila dalam waktu tersebut susu tak bisa dihabiskan sebaiknya jangan dipaksakan. Akan lebih baik bila 2 jam kemudian buatkan susu baru untuk diberikan pada si kecil.

Yanti


Frekuensi Pemberian Susu Botol

Menurut dr. Rini Sekartini, Sp.A, secara fisiologis lambung bayi akan kosong dan minta diisi kembali setelah 2-3 jam berselang. Inilah yang kemudian dijadikan patokan dalam menentukan jadwal penyusuan bayi, yakni setiap 3 jam sekali untuk bayi dengan berat badan normal dan 2 jam sekali untuk bayi dengan BB rendah (di bawah 2500 gram). Sebabnya, bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah ini refleks mengisap dan menelannya lambat hingga cenderung malas menyusu. Maka untuk memenuhi kebutuhannya, ia harus diberi porsi lebih sedikit dengan frekuensi lebih sering.

Gmn cara melatih bayi umur 7 bulan agar bisa mnm susu formula dari botol (ngedot), slm ini ASI eksklusif?


Pertanyaan:

Dari lahir sampai usia 7 bulan belum pernah mnm susu formula dari botol, ASI eksklusif. Nah, sekarang ini konsumsi susu akan ditambah dengan susu formula melalui botol tetapi si Bayi tidak bisa ngedot pake botol, gmn caranya?

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak

Wahh bagus tuh ngak bisa ngedot dari botol. kenapa ngak mencoba menyuapakan susu dg sendok? itu lbh bagus malah. memang sih "sedikit" merepotkan tapi hasilnya lebih bagus, bukankah setalah usia bertambah bayipun belajar minum dgn gelas ? jadi biasakan aja dari usia 7 bl untuk menyuapkan susu ke bayi dgn sendok.
ngajarin bayi ngedot lbh mudah ketimbang ngajarin anak lepas dari dot. jadi pilih yang mana ?
pernah terjadi dgn anak sy yang 1 susah banget diajarin ngedot dan lebih susah lagi dilepaskan dari dot. dia tak akan mau minum susu kalo ngak pake dot, dan itu terjadi sampe dia berusia 5 th. sukur skrg sdh ngak ngedot lagi stl sempat ngak minum susu sktr seminggu.
beda dng anak ke2, dia ngak diajarin ngedot, minum susunya disuapin sendok dan skrg udah pake gelas, minum susu aman2 saja, selalu abis sekali dibuatkan.
jd ngak usah bingung deh kalo bayi ngak mau ngedot. ngak usah tergantung banget ama yg namanya dot. liat aja iklan2 susu bayi diatas 1 th, apa ada yg pake dot ? ngak tooo..nyaris semua pake gelas bermoncong.
itu aja, semoga membantu ngak tergantung ama dot
cheers............



Jawaban yang lain:

Kenapa arus pake dot? menurut saya di sendokin aja, emang agak sedikit merepotkan tapi banyak manfaatnya, petama anak tidak tergantunga ama dot jika mau susu, ke dua stuktur gigi anak akan bagus tidak terganggu.
Tapi pada umumnya anak yg diberi ASI akan susah untuk minum susu formula arus rajin2 mencoba susu formula yg disukain anak, katanya ASI rasanya lebih enak buat bayi karena rasanya berfariasi tergantung si ibu makannya apa maka rasanya akan seperti itu makanya bayi tidak pernah bosan dan agak susah minum susu formula.
nah saran saya sebaiknya jangan diberi dot nggak ada manfaatnya buat anak begitu semoga bermanfaat.