Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

4.30.2009

Pekanbaru Banjir

Barangkali mulai besok Dymsi akan 'bermain' di rumah Bude Yus selama aku bekerja, menjelang melahirkan, karena barangkali juga hari ini adalah hari terakhir Wati bekerja di rumah. Yang jelas bakal ada perubahan jadwal.
Hari ini Pekanbaru banjir, karena tadi malam hujan lebat. Tidak terlalu lama, tetapi sangat lebat. Disambung sekitar waktu subuh tadi pagi, berlangsung beberapa jam. Selama perjalanan ke showroom aku melihat rumah-rumah 'korban' banjir dan beberapa ruas jalan yang tergenang air. Sempat takut juga, takut licin dan mogok. Sungai kecil menjelang 'jembatan lama - versi Dymsi' meluap, demikian pula anak sungai yang ada di jalan Riau, selain meluap juga 'bergemuruh'.
Aku dapat kabar dari Hubby, rumah Ibu juga kebanjiran. Melihat hujan lebat seperti tadi, aku juga sudah curiga karena rumah Nenek Aci memang sedikit 'menurun'. Pasti Ibu jadi repot.., mudah-mudahan besok-besok hujannya tidak sederas tadi, setidaknya Pekanbaru kami ini tidak banjir lagi...

4.27.2009

Thank's, PLN!


Syukur Alhamdulillah, akhirnya hari Sabtu tanggal 25 April kemarin arus listrik PLN di rumah kami sudah masuk. Senangnya.., akhirnya kami bisa bebas menggunakan arus, tidak terikat seperti selama 6 bulan kami tinggal di rumah ini. Bebas bukan berarti sesuka hati, tentu saja ada batasan tertentu untuk penghematan. Yah.., setidaknya rice cooker & dispenser yang sudah 6 bulan belakangan 'nganggur' bisa dimanfaatkan kembali.. Dan notebook alias laptop ini tidak perlu aku bawa PP lagi, karena komputer di rumah sudah bisa 'hidup' anytime, kecuali sedang mati lampu.
Thank's buat PLN..

4.23.2009

Aci Bwu Pintar Mengeja

Hampir 2 minggu ini Dymsi (or Aci Bwu)mengantar aku berangkat kerja dengan senyuman, dan lambaian tangan. Bahagianya, karena beberapa hari sebelumnya sempat menangis, sedih, padahal sudah aku ajak mutar keliling perumahan seperti biasa. Kebaikannya yang sekarang adalah lebih sering mandi pagi bareng aku. Bagi aku tentu sangat menyenangkan, karena selain merasa 'dekat' dengan anakku, juga meringankan tugas Wati. Btw, akhir bulan ini Wati akan resign, dan mulai bulan depan Dymsi bukan saja akan mandi bareng denganku, tapi juga berangkat bersama-sama ke rumah Bude Yus, yang jagain si Kembar. Sebanarnya ada rasa cemas juga, karena Dymsi akan punya waktu lebih untuk bergaul, bermain dengan anak-anak san lingkungan yang lain, bukan lingkungan ayah bundanya. Ada rasa kekhawatiran kalau Dymsi mendapat 'pelajaran' baru yang tidak baik menurut kacamata kami. Mudah-mudahan saja, Dymsi kami bisa lebih cerdas, belajar menyikapi mana yang baik dan mana yang tidak.
Menulis tentang Dymsi Qu Radtu Ayuni, Alhamdulillah sudah bisa mengeja beberapa huruf, meski beberapa diantaranya dieja dalam bahasa inggris. Hal itu disebabkan pelajaran yang didapatnya dari lagu-lagu hasil download ayahnya dalam bahasa inggris juga. Sedikit perlu penyesuaian kalau dia nanti sudah mulai sekolah.
Betapa bahagianya punya anak ya, friends........

4.17.2009

Di Perpustakaan Wilayah

Di perpustakaan wilayah...
Rencana hari ini kerja, tetapi gagal karena lebih condong ke kantor Jamsostek barengan Rusdianto dan Pak Suyoto (eks. rekan kerja di kantor lama) dalam rangka mengurus JHT. Lumayan jumlahnya, tapi punyaku belum bisa cair karena aku ketinggalan KK asli.
Berangkat dari sana, aku belokkan motorku ke Pustaka ini. Mumpung lagi bawa laptop, siap tahu bisa jaringan bagus, bisa ngenet gratis. Eh, ternyata benar. Jaringan lumayan.
Pekanbaru siang ini panas, sekali. Aku sedang duduk di kursi luar kedai kopi Kimteng yang ada di pustaka ini. Menunggu pustaka buka kembali jam 2 siang, sebelumnya sempat tiduran di Musholla, makan siang (bekal untuk ngantor tadi) dan sholat dzuhur. Baru duduk, ada seorang anak laki-laki berseragam SMA yang kehilangan dompetnya. Dia sudah berjalan kaki dari hotel pengeran ke pustaka ini. Mau pulang ke Minas tidak ada ongkos.
Di dompetku hanya ada belasan ribu saja, setelah membelikan mainan kecil untuk Dymsi di simpang lampu merh Jl. Sisingamangaraja tadi. Tujuh ribu ongkos pulang, katanya. Aku mengulurkan 2 lembar lima ribuan. Sebelum berlalu aku sempat melihatnya membeli segelas aqua, aku yakin dia sangat haus dan lelah.
Semoga dia sampai dengan selamat, di rumahnya.

4.16.2009

Meteran Listrik

Bersyukur, meteran listrik dari PLN sudah dipasang kemarin sore.
Kabarnya arus masuk sekitar 1 minggu lagi, mudah-mudahan saja. Rasa tak sabar, ingin memakai arus lebih bebas, ingin bisa minum air hangat setiap saat karena dispenser bisa stand by, ingin bisa menikmati mengetik di cpu sendiri tanpa harus membawa laptop kantor ini pulang pergi.

4.14.2009

Pagi..

Pagi yang cerah...
Alhamdulillah sampai hari ini kondisi badanku masih terasa sehat, semoga aku diberi kekuatan untuk bisa terus bekerja hingga masa melahirkan, dan yang menjadi harapan besar bagiku adalah bisa melahirkan secara normal & selamat, baby sehat fisik & mental.
Sinar matahari cukup terik, bahkan hampir bisa dibilang menyengat. Dalam situasi seperti ini aku jarang mengenakan jaket ketika bersepeda motor, padahal itu sangat perlu. Gerah, panas.
Diusia kehamilan sekarang - sekitar 6,5 bulan, badanku mulai jerawatan. Sama persis ketika mengandung Dymsi. Bedanya kakiku belum bengkak-bengkak. Mungkin karena sekarang aku lebih banyak bergerak. Pengalaman pada persalinan pertama dengan bantuan vakum membuat aku merasa harus lebih berani untuk 'bertenaga' pada persalinan yang akan datang.
Banyak faktor yang membuat aku bertekad lebih kuat, salah satunya adalah kondisi perkenomian kami yang saat ini belum membaik. Begitu terasa berbeda ketika masih 'ngontrak' dengan 'menyicil' rumah. Tapi aku yakin roda masih terus berputar, selama nyawa masih dikandung badan. Yang penting adalah bagaimana kita berusaha, berupaya untuk kehidupan yang lebih baik, tentunya diiringi dengan doa kepada Allah SWT, karena tanpa izin-Nya, bagaimana kita bisa mewujudkan mimpi dan harapan.

4.08.2009

Gerimis

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hari kemarin, karena kejadiannya adalah kejadian seperti biasa.
Kejadian yang selalu berulang-ulang, dan permasalahannya hanya satu, waktu.
Mungkin dulu tidak begitu, tapi aku menyadari bahwa jaman sudah berubah.
Setiap kali membuat perjanjian yang berhubungan dengan waktu, hampir tidak pernah tepat. Selalu terlambat.
Bahkan pada saat yang penting sekali pun.
Aku tersudut.
Pada suatu keadaan yang tidak mampu aku tahan. Dan seperti biasa, bendungan itu tumpah.
Meledak-ledak, dengan berbagai macam argumen yang melintas dibenak.
Sebisa mungkin aku tahan, karena aku seorang perempuan.

4.07.2009

Hari ke-2 Datang Awal

Hari ini aku kepagian, sampai di showroom jam 8 lewat 6 menit, dan pintu masih dikunci. Sempat bingung juga mau ngapain, sesaat kemudian datanglah Pak Haris, anggota showroom juga. Akhirnya kami ngobrol. Pak Haris ini punya anak 3, umurnya sekitar 40-an dan istri (kedua)nya 26 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh. Anak mereka 3, yang paling besar sekitar empat tahunan, dan yang paling kecil setahun lebih, yang kedua dua tahunan. Laki-laki semua. Menurut cerita Pak Haris anak-anaknya masih pipis di lantai, kalau malam tidur di lantai juga, tidak mau pakai kasur, tidak pakai baju dan pakai kipas angin. Kemudian mereka juga suka makan telur, tidak suka daging, ayam & ikan. Yang paling besar suka makan telur sama kecap, sedang yang kedua lebih parahnya suka makan nasi putih + bubuk kaldu (seperti masako atau royco). Wah, parah juga ya. Setahu aku anak-anak tidak boleh dibiasakan makan telur, sedangkan bayi saja tidak boleh diberi telur sebelum berumur satu tahun. Tadi malam Mas Amin juga bilang begitu, dokter mengatakan anak akan mengalami masa pertumbuhan maksimal, dimana tinggi badannya tidak bisa meningkat jika terlalu berlebihan mengkonsumsi telur.
Begitulah, aku rasa anak suka atau tidak suka adalah faktor kebiasaan, sama halnya anak suka makan sayur atau tidak. Jika sejak dia mulai belajar makan dilatih dengan menu yang bervariasi, ada sayur dan ikan atau daging, maka anak akan lebih mengenal rasa, tekstur dan bisa menyukainya.
Ke topik yang lain......
Selama 2 hari berangkat lebih pagi dari biasanya, aku menemukan kesibukan kota di pagi hari, melihat orang-orang berebutan, ingin mendahului satu sama lain terutama pengendara sepeda motor. Masing-masing tentu tidak ingin terlambat sampai di tempat kerja mereka.
Ternyata sulit juga untuk menempatkan posisi, mungkin intinya kita harus bersabar. Semenjak akan diposisikan memegang keuangan di showroom ini aku menjadi tahu bahwa ternyata keakuran Bang Andre & Johan bukan seperti yang aku lihat waktu bulan-bulan pertama aku mulai bekerja disini. Baru aku sadari, bahwa mereka juga sama seperti yang lain, terutama Bang Andre.
Ada semacam sikap keberatan baginya untuk menyerahkan pekerjaan yang berhubungan dengan keuangan kepadaku. Aku tidak tahu kenapa, karena dari bicaranya terlihat dia plin plan, kadang katanya tidak ada masalah jika aku yang pegang, tapi dilain situasi dia bilang aku belum bisa, dan kata-katanya yang tidak seharusnya keluar adalah: "Aku bukan menakuti-nakuti kamu, ya..."
Lucu, memang. Kalau sportif seharusnya dia senang, karena pekerjaannya berkurang. Dan seharusnya dia membimbing aku, bukan menakuti-nakuti aku kalau pekerjaannya sulit. Padahal tidak ada yang susah jika kita mau belajar.
Intinya jalani dulu situasi ini, paling tidak satu minggu ini sampai aku tahu apa tindakan bos selanjutnya.
Oya,barusan dapat sms dari Shandy, tanggal 12 ini ada syukuran anaknya. Katanya wajib datang, pakai absen. Masa sih, perasaan baru kali ini acara syukuran pakai absen.., apa maksudnya buku tamu, ya? Atau jangan-jangan pakai absen sidik jari? ^_^

4.02.2009

Super M0M

Bos memanggilku kemarin, beliau minta aku untuk memegang keuangan showroom, hal yang sangat cepat untuk aku dapatkan setelah 2 bulan memegang usaha dump truknya. Sebenarnya ini adalah kesempatan yang baik, karena Beliau juga akan menaikkan salaryku jika aku menyanggupi dengan pekerjaan tersebut, tentunya dengan beberapa konsekuensi, seperti aku harus betah di showroom ini, datang lebih pagi sekitar jam 8-an, tanggal merah tidak ada libur, kecuali hari Minggu. Dan aku harus bisa konsentrasi pada pekerjaan disaat jam kerja, jam 8 pagi sampai 5 sore.
Kepercayaan dan kesempatan ini bukan gampang untuk didapatkan setiap orang, dan untuk melaksanakannya tentu perlu kerja keras. Aku akan punya 2 anak, yang selain butuh diriku juga butuh kehidupan yang layak, dan aku harus mampu menjadi super mom, agar anak-anakku kelak tidak merasa kehilangan bundanya, walau aku harus bekerja dari pagi hingga sore. Kami butuh uang, tapi kami juga butuh kehangatan dari anak-anak. Kami punya cicilan lain selain rumah dalam beberapa tahun ke depan, dan mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus ikut berperan membantu hubby mencari uang. Entahlah nanti, jika cicilan kami hanya tinggal rumah saja, mungkin aku ada kesempatan untuk menjadi super mom yang selalu stand by di rumah, dan ada ketika anak-anak membutuhkan aku sebagai ibu dan sebagai sahabat bagi mereka.
Semoga aku sanggup dan tidak ada halangan berarti untuk menerima tantangan ini, karena sudah bisa aku bayangkan, jika iya itu berarti aku akan menjadi lebih sibuk, harus bagnun lebih awal, dan pekerjaan menyetrika akan segera menjadi 'jatah' ku, sebab Wati resign untuk pulang kampung persiapan melahirkan pada akir bulan 6.
Be a Super Mom..