Catatan hati...

 photo catatanhati2_zpscf021a88.jpg

11.28.2007

S a r i

Ketika aku menulis ini, Dymsi baru 15-an menit terelap ditidur malamnya dan saat ini Sari sedang berada di Gunung Tua, menunggu Bus Sampagul yang akan membawanya kembali ke Pekanbaru. Sari tak sendiri, ada adik perempuannya yang ikut, yang akan tinggal bersama Nova, tetangga kopel kami.
Mungkin mereka adalah orang biasa, yang tidak beruntung menamatkan sekolah setinggi kita. Mereka bekerja di rumah tangga yang sebagian besar orang disebut sebagai pembantu. Pembantu seharusnya ya dalam artian membantu, bukan mengerjakan hampir semua pekerjaan Ibu Rumah Tangga (baca: Istri). Kalau pembantu yang sudah mengerjakan segalanya, kita sebagai IRT (sekali lagi baca: Istri) harus warning, jangan sampai tugas sebagai istri diambil alih semua. Apaan tuh, coba. Maksudnya, walaupun ada pembantu, kita tetap memposisikan mereka sebagai orang yang membantu pekerjaan kita. Gak boleh dong semua diserahin kepada pembantu...
Itu cerita soal kata 'pembantu'. Terus terang aku agak benci dengan kata itu. Buat aku sih, terkesan menurunkan derajat seseorang. Apalagi kalau ada yang menyebut mereka sebagai Babu! Astaghfirullah... Sangat tidak manusiawi...
Aku sering menyebut Sari sebagai 'yang jagain Dymsi', karena emang prioritasku adalah dia menjaga Dymsi dengan baik. Karena kami bukan mengambil Babby Sitter yang notabene berasal dari yayasan (kalau dari yayasan tau sendirilah, udah pakai biaya ini itu waktu masuknya, salarynya juga lebih besar & pekerjaannya hanya jaga baby..), maka Sari ini juga bersedia membatu menyetrika pakaian. Kalau memasak jelas tugasku, dan mencuci siapa yang sempat duluan. Lagian pakai mesin cuci otomatis kan gak repot...
Kepulangannya yang hampir 2 minggu membuat aku semakin menyadari betapa pentinganya seorang Sari. Aku sampai menangis beberapa malam, membayangkan kehidupan kami selanjutnya, karirku selanjutnya, keamanan & kebahagiaan Dymsi selama aku bekerja....
Sari bukan pembantu, apalagi babu. Dia adlah adik bagi kami. Sejak dia datang, kami sudah menganggapnya seperti itu. Tak jarang kami makan bersama, bahkan satu piring atau satu sendok berdua dengannya itu adalah sudah biasa...
Tanpa Sari aku gak bisa kerja, gak bisa dapat uang..., gak bisa berkarya dan juga mungkin gak bisa ngeblog.....
Met malam semuanya................

1 comments:

Me mengatakan...

Ikut seneng djeng kalau Sari dah kembali ke tengah2 keluarga and jagain Dymsi lagi.